
Selawe.com – Napak tilas di Kampung Kauman Yogyakarta dilakukan rombongan Pimpinan Ranting (PR) Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik yang melaksanakan Rihlah Goes to Yogyakarya parkir di depan Taman Pintar Yogyakarta, Jumat (13/6/2026).
Bersama pemandu Haris Agus, siswa mendengar penjelasan di setiap Lokasi yang dikunjungi. Lokasi yang ditunggu-tunggu siswa adalah Langgar Kidoel Haji Admad Dahlan. Di Lokasi ini, mata siswa terus menembus area langar, rumah KH Ahmad Dahlan, dan sekolah yang didirikannya.
“Kauman memang kampung yang kecil di Kota Yogyakarta, namun Kampung Kauman ini memiliki budaya yang sangat kental dan kuat. Salah satunya, budaya membangun Langgar. Budaya membangun langgar ini hanya dilakukan oleh seseorang yang memiliki ilmu agama tinggi dan ditinggikan oleh masyarakat. Seperti halnya Kiai, Khatib Amin, Penghulu Keraton, dan orang-orang berkasta sosial tinggi. Sehingga, setiap Kiai di Kauman memiliki Langgar sendiri,” kata Haris Agus, pemandu yang mengantarkan rombongan.

Dia menuturkan, Kampung Kauman ini kurang lebih memiliki 10 Langgar. Langgar ini selalu berada terpisah dengan rumah pemiliknya namun juga tidak jauh dari rumah pemiliknya. Seperti halnya, kalau di zaman sekarang orang-orang memiliki mushola di dalam rumah
“Langgar Kidul KH. Ahmad Dahlan tepat di depan rumahnya, masih dalam kompleks rumah beliau. Di Langgar itulah memang ada aktivitas keseharian beliau, dan Langgar itu berhubungan langsung dengan rumahnya. Jadi ada pintu sambungan dari rumahnya,” jelasnya.
Langgar Kidul KH. Ahmad Dahlan ini sebenarnya diaktifkan oleh murid-muridnya sendiri. Kemudian, saat Nyai Ahmad Dahlan (Siti Walidah) Istrinya sudah mulai bisa mengajar, Langgar tersebut digunakan sebagai tempat belajar anak-anak perempuan.
Mushalla ‘Aisyiyah
Mushalla ‘Aisyiyah terletak di Kampung Kauman, Yogyakarta. Sebelum menjadi mushalla, di lahan ini berdiri rumah milik Haji Irsyad. Rumah tersebut digunakan untuk pusat kegiatan Siswa Praja (SP) Wanita, sebuah perkumpulan yang anggotanya terdiri dari para remaja putri siswa Standaart School Muhammadiyah.
Kegiatan SP Wanita adalah pengajian, berpidato, jama‘ah shalat Subuh, mengadakn peringatan hari-hari besar Islam, dan kegiatan keputrian. Setelah diwakafkan kepada Yayasan Muhammadiyah, kemudian dibangun tempat ibadah khusus bagi kaum perempuan.
Sesuai prasasti di dinding bagian depan, pendirian musholla ini diprakarsai oleh K.H. Ahmad Dahlan pad tahun 1922, sedangkan pelaksanaan pembangunan oleh Yayasan Muhammadiyah.
Bangunan mushalla bergaya tradisional Jawa. Ciri khas bangunan tampak dari model atap menggunakan kombinasi tipe limasan dan tajug. Denah bangunan berbentuk persegi panjang. Lantai asli menggunakan marmer, namun setelah tahun 2006 diganti dengan keramik.
Dinding berupa batu bata berplester dengan cat warna hijau muda. Pintu, jendela, dan ventilasi menggunakan materil kayu dikombinsi kaca nako warna warni. Bagian plafond ditutup dengan eternit. Penutup atap menggunakan genteng vlaam.
TK Pertama di Indonesia
Taman Kanan-Kanan ‘Aisyiyah Bustanul Athfal (TK ABA) Kauman, Kota Yogyakarta merupakan TK tertua di Indonesia. Di jalan gang di Kauman GM I/316 Yogyakarta pendidikan pada anak sejak dini dipelopori.

TK tersebut merupakan masuk kategori cagar budaya menyimpan nilai sejarah yang panjang. Nilai sejarah ini pula yang terus dirawat TK tersebut. Satu ruangan didedikasikan sebagai museum kecil-kecilan.
Di sana foto dua tokoh ‘Aisyiyah yaitu Nyi Ahmad Dahlan, Pelopor Pendidikan Anak Usia Dini. Kemudian Siti Umniyah, Penggerak TK ABA. Meskipun tidak besar, tetapi keberadaan TK ini menjadi titik awal perjalanan Pendidikan yang dipelopori Muhammadiyah.
Makam Nyai Walidah
Nyai Walidah wafat pada 31 Mei 1946. Pada tahun 1971, pemerintah Indonesia memberikan gelar pahlawan nasional kepada Nyai Walidah karena kiprahnya yang telah mendidik dan membina perempuan muda sebagai calon pemimpin Islam. Pemberian gelar itu diputuskan melalui surat keputusan Presiden RI No. 042/TK/tahun 1971 oleh Presiden Soeharto.

Makam Nyai Ahmad Dahlan berada di Komplek Masjid Gedhe Kauman, DI Yogyakarta yang letaknya tidak jauh dari alun-alun utara Kota Yogyakarta. (*)
Penulis Ichwan Arif