
Selawe.com – Suasana Masjid Taqwa SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik pada Sabtu (22/3/2025) menjelang siang itu tampak berbeda. Ratusan guru dan karyawan dari empat sekolah di bawah naungan Majelis Dikdasmen dan PNF PCM GKB Gresik berkumpul untuk mengikuti Pengajian Ramadan 1446 H.
Bukan sekadar pengajian biasa, acara ini menghadirkan motivasi inspiratif dari seorang psikolog klinis RSJ Menur, Danang Setyo Budi Baskoro, S.Psi., M.Psi.
Di tengah kajian yang disajikan dengan power point menarik di layar smart TV dan proyektor, Danang mengajak jamaah untuk belajar cara meraih sukses dengan menunda kesenangan dan hubungannya dengan ibadah puasa.
Danang memulai dengan ilustrasi ulat jadi kupu untuk memberi gambaran keterkaitan puasa dengan peningkatan kesenangan. Ia mengibaratkan puasa seperti proses metamorfosis ulat menjadi kupu-kupu.
Ulat yang menjijikkan harus berpuasa untuk berubah menjadi kupu-kupu yang indah. “Puasa mengajak kita untuk bertransformasi,” tutur Founder Brilian Psikologi ini.
Kemudian, Ia mengajak jamaah untuk merenungkan perubahan diri dari masa kecil yang penuh kebahagiaan hingga dewasa yang sering kali dipenuhi kekecewaan dan luka. “Puasa mengajak kita untuk mengenolkan peristiwa menyakitkan, bisikan negatif, dan kebiasaan buruk,” jelas pria yang kini berdomisili di Surabaya itu.
Danang lalu memperkenalkan konsep delay gratification atau menunda kesenangan. Ini dia paparkan melalui Marshmallow Test oleh Walter Mischel.
Danang menjelaskan, orang sukses cenderung mampu menunda kesenangan demi meraih tujuan yang lebih besar. “Puasa mengajarkan kita untuk menunda kesenangan, menunda dopamin, sehingga kita bisa menguasai diri lebih baik dan lebih kuat menghadapi masalah,” katanya.
Berikutnya, Danang menekankan bahwa perubahan permanen membutuhkan konsistensi selama 30 hari, dan puasa Ramadan adalah latihan yang tepat untuk itu.
“Tantangan perubahan adalah rasa tidak nyaman. Puasa mengajak kita keluar dari zona nyaman negatif menuju zona baru yang positif,” ujar Founder Akademi Psikoterapi Indonesia itu.
Setelah itu, Danang mengajak jamaah untuk memperluas zona nyaman dan terus belajar untuk menghadapi tantangan perubahan. “Orang sukses mengajarkan anaknya menunda kesenangan. Mari kita jadikan puasa ini sebagai momentum untuk bertransformasi menjadi pribadi yang lebih baik,” pungkasnya. (*)
Penulis Sayyidah Nuriyah. Editor Ichwan Arif.