Keorganisasian Muhammadiyah, Ini Penjelasannya

PCM GKB Gresik
PCM GKB Gresik
Sekretaris PCM GKB, Ir. Sugeng. Saat menyampaikan materi di acara Darul Arqam Majelis Dikdasmen dan PNF (PCM) GKB Gresik di Rayz UMM Hotel Malang, Jumat-Sabtu (18-18/1/2025). (Ichwan Arif)

Selawe.com – Untuk memperkuat dan memperdalam pemahaman terkait persyarikatan Muhammadiyah para pimpinan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) di bawah naungan Majelis Dikdasmen dan PNF Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) GKB, mereka mendapatkan materi Keorganisasian Muhammadiyah dalam kegiatan Darul Arqam Majelis Dikdasmen dan PNF (PCM) GKB Gresik di Rayz UMM Hotel Malang, Jumat-Sabtu (18-18/1/2025).

Peserta yang terdiri dari Kepala dan Wakil Kepala Sekolah Muhammadiyah GKB (Mugeb School) Gresik yaitu SD Muhammadiyah 1 GKB (SD Mugeb), SD Muhammadiyah 2 GKB (berlian School), SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB, dan SMA Muhammadiyah 10 (Smamio) GKB.

Kegiatan yang bertema Inculcalting Muhammadiyah’s Values and Virtues ‘Together Stronger and Stronger Together’ tersebut diharapkan dapat memacu semangat para pimpinan AUM dalam memajukan dan membuat inovasi di sekolah masing-masing sesuai dengan ruh Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah sekaligus gerakan tajdid.

Materi Keorganisasian dalam Muhammadiyah disampaikan langsung oleh sekretaris PCM GKB, Ir. Sugeng. Dia mengawali materinya dengan mengisahkan awal berdirinya Muhammadiyah GKB yang berawal dari pengajian Al-‘Ashr. Menurutnya PCM GKB memiliki keunikan dibanding PCM lainnya, hal ini karena PCM GKB berdiri bukan berdasarkan batas wilayah teritorial, melainkan berdasarkan berdirinya amal usaha.

“Jadi PCM GKB ini adalah PCM yang basisnya adalah amal usaha. Berdirinya PCM GKB bukan berdasarkan teritorial tapi amal usaha,” terangnya.

Sugeng menjelaskan PCM GKB berdiri pada April tahun 2000. Menurutnya, berdasarkan data saat ini, Muhammadiyah merupakan organisasi yang sangat besar karena selain memiliki cabang di seluruh Indonesia juga memiliki cabang istimewa di luar negeri.

“Muhammadiyah punya PCIM, sebanyak 30 PCIM,” terangnya.

Sugeng menambahkan, karena PCM GKB berdiri berdasarkan AUM, bukan teritorial maka PCM ini memiliki amal usaha di luar wilayah GKB. Ia juga menjelaskan bahwa hal serupa terjadi pada PCM Sepanjang, Sidoarjo. Dimana PCM Sepanjang ini membeli rumah sakit di Jombang, sehingga memiliki amal usaha di luar wilayah teritorialnya.

Sugeng lantas menjelaskan penyebutan istilah ketua dan ketua umum serta wakil ketua, yang sering kali salah penempatan. Ia menyatakan sebutan ketua adalah untuk pimpinan ranting hingga pimpinan wilayah, sedangkan ketua umum adaah sebutan untuk pimpinan pusat.

Selanjutnya, Sugeng menjelaskan susunan organisasi Muhammadiyah yang terdiri dari pimpinan ranting, pimpinan cabang, pimpinan daerah, pimpinan wilayah hingga pimpinan pusat.

Adapun Ortom (organisasi otonom) Muhammadiyah di antaranya ‘Aisyiyah, Nasyiatul Aisyiyah, Pemuda Muhammadiyah, Hizbul Wathan, Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, dan Tapak Suci Putera Muhammadiyah. (*)

Penulis Ain Nurwindasari. Editor Ichwan Arif.

Share this:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *