Liputan

Mugeb Primary School Gelar School Parents Gathering, Bahas Kesiapan Anak Menuju SD

60
×

Mugeb Primary School Gelar School Parents Gathering, Bahas Kesiapan Anak Menuju SD

Sebarkan artikel ini
Ika Famila Sari, M.Psi., Psikolog, dari Pusat Layanan Psikologi dan Konseling (PLPK) Smamio menyampaikan parenting. (Sayyidah Nuriyah)

Selawe.com – Mugeb Primary School sukses menyelenggarakan School Parents Gathering tahun pelajaran 2025-2026, Sabtu (5/4/2025). Mengusung tema “Membersamai Transisi Pendidikan Anak Menuju Masa Depan”, kegiatan ini menghadirkan psikolog Ika Famila Sari, M.Psi., Psikolog, dari Pusat Layanan Psikologi dan Konseling (PLPK) Smamio.

Di hadapan wali murid kelas 1, Ika Famila Sari menjelaskan secara rinci mengenai aspek-aspek kesiapan anak dalam memasuki jenjang sekolah dasar. Ia menekankan, hasil psikotes yang telah orang tua terima merupakan tes kesiapan sekolah, bukan tes intelegensi.

“Ayah dan bunda kemarin sudah menerima hasil psikotes anak-anak, ya. Hasil psikotes tersebut merupakan tes persiapan sekolah, bukan tes inteligensi,” ujar Ika.

Ika juga menjelaskan perbedaan mendasar antara hasil tes psikologi di TK dan SD. Menurutnya, menguji anak kecil merupakan tantangan tersendiri karena suasana hati mereka yang berubah-ubah. Oleh karena itu, perbedaan hasil tes sangatlah wajar.

Lebih lanjut, guru konseling tersebut memaparkan, psikotes bertujuan memberikan informasi kepada orang tua dan sekolah mengenai berbagai aspek kematangan anak yang dibutuhkan untuk jenjang pendidikan selanjutnya, mengingat adanya perbedaan signifikan antara pendidikan di TK dan SD.

Wali siswa kelas I fokus menyiap setiap penjelasan. (Sayyidah Nuriyah)

Lima Aspek Penting

Menurut Ika, ada beberapa aspek penting yang perlu disiapkan anak saat memasuki sekolah dasar, meliputi aspek fisik, sosial, emosi, kognitif, dan motorik.

“Pertama, tes fisik meliputi penglihatan dan pendengaran. Kedua, motorik halus adalah kemampuan melakukan gerakan yang melibatkan otot kecil pada tubuh, khususnya tangan dan jari, seperti menulis, menggambar, memegang benda kecil, mengancingkan baju, atau menyusun mainan,” terangnya.

Ia menambahkan, keluwesan anak dalam menulis menjadi salah satu indikator kesiapan sekolah. Jika belum luwes, anak perlu terus dilatih.

Ketiga, motorik kasar melibatkan kemampuan gerakan kaki, tangan, dan badan, seperti berlari, melompat, dan memanjat. Aktivitas ini sangat penting untuk anak dalam mengeksplorasi diri.

Kemudian, Ika juga menyoroti mengapa anak laki-laki cenderung lebih aktif dibandingkan anak perempuan, karena perkembangan motorik halus anak laki-laki lebih cepat.

“Untuk mengantisipasi hambatan perkembangan motorik, orang tua dapat mengajak anak bermain plastisin, membersihkan beras, atau memindahkan sedotan,” paparnya.

Ika mengungkapkan adanya peningkatan kasus hambatan perkembangan pada anak, seperti ADHD, autisme, dan down syndrome, terutama di wilayah Gresik dan Surabaya.

Perkembangan Sosial

Ibu dua anak itu menekankan pentingnya perkembangan sosial. Menurutnya, anak dengan intelegensi tinggi sekalipun tidak akan mampu mengembangkan potensi mereka secara optimal jika perkembangan sosial dan rasa percaya diri mereka terhambat.

“Maka tugas kita adalah membantu mereka agar rasa percaya dirinya berkembang baik dengan cara sering memberikan pujian. Itu bisa mengembalikan rasa percaya dirinya,” ujarnya.

Aspek keempat adalah emosi sosial, yang diperoleh dari interaksi dengan lingkungan sekitar. Ika mengajak orang tua untuk mengajarkan anak-anak mengungkapkan perasaan marah, malu, atau takut. Penting juga bagi orang tua untuk memahami alasan di balik emosi tersebut.

Terakhir, aspek kognitif adalah kemampuan untuk berpikir, belajar, dan memahami dunia di sekitarnya.

Alumni Magister Profesi Psikologi Universitas Surabaya itu menegaskan, masa golden age adalah periode di mana anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. “Biarkan anak belajar sesuatu yang baru dari kesalahannya, sebagai orang tua kita harus terus memotivasinya,” tutup dia. (*)

Penulis Novita Zahiroh Penyunting Sayyidah Nuriyah