Liputan

Menghapus Segala Jejak Kesalahan, Jadi Pesan Penting di Halalbihalal Ini

37
×

Menghapus Segala Jejak Kesalahan, Jadi Pesan Penting di Halalbihalal Ini

Sebarkan artikel ini
Halalbihalal
Ketua Majelis Dikdasmen dan PNF PCM GKB Gresik Fiqih Risalah, M.A., Ph.D. saat memberikan sambutan (Sayyidah Nuriyah)

Selawe.com – Guru dan karyawan Majelis Dikdasmen dan PNF PCM GKB Gresik mengadakan acara Halalbihalal dengan tema The Best Moment for Self-Acceptance di SD Muhammadiyah 1 GKB (Mugeb School) Gresik, Selasa (8/4/2025).

Acara ini merupakan kegiatan rutin tahunan yang diselenggarakan oleh Majelis Dikdasmen PCM GKB Gresik sebagai ajang silaturahmi.

Dalam acara tersebut, Ketua Majelis Dikdasmen dan PNF PCM GKB, Fiqih Risalah, M.A., Ph.D. menyampaikan pentingnya saling menguatkan antarunit untuk mencapai tujuan organisasi.

Dalam sambutannya, Fiqih sapaan akrabnya menekankan bahwa momen halalbihalal ini mengajarkan kita untuk mensyukuri peran masing-masing.

Dia juga mengajak untuk bersyukur atas nikmat Islam, iman, dan kebaikan lainnya yang telah diberikan. “Jika kita meminta apa yang belum kita miliki, mungkin hal itu memang tidak baik untuk kita,” ujarnya.

Fiqih juga mengingatkan untuk mensyukuri apa yang telah diterima saat ini, dengan melihat kondisi saudara-saudara di belahan bumi lain, seperti Palestina, yang mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasar.

Dosen Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG) menjelaskan bulan Ramadan mengajarkan banyak hal, seperti kemampuan untuk bangun sebelum subuh, mengendalikan diri selama sebulan, dan melaksanakan salat tarawih dengan lebih lama.

“Namun, mengapa di luar bulan Ramadan kita tidak mampu melakukannya? Ternyata, jika Allah SWT menghendaki, kita bisa melakukannya,” imbuhnya.

Dia juga menyoroti interaksi dengan Al-Qur’an selama Ramadan, yang menunjukkan bahwa kita mampu mencapai target yang ditetapkan. “Mengapa di luar Ramadan, membaca satu atau dua ayat saja terasa sulit? Ternyata, jika Allah Swt memaksa, kita bisa melakukannya,” katanya.

Selama Ramadan, sambungnya, kita mampu menahan diri dari menelan seteguk air pun, karena merasa diawasi oleh Allah Swt.  “Kesadaran ini menjadi modal penting bagi kita dan anak-anak untuk menyadari bahwa Allah SWT selalu mengawasi kita di mana pun kita berada,” terang dia.

Fiqih juga menyinggung tentang korupsi dan masalah lainnya yang terjadi karena perasaan tidak diawasi oleh Allah Swt.

Di momen Idulfitri ini, ia mengingatkan tentang banyaknya kekhilafan yang dilakukan, seperti yang dijelaskan dalam surah At-Taghabun ayat 14:

وَاِنْ تَعْفُوْا وَتَصْفَحُوْا وَتَغْفِرُوْا فَاِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

“Dan jika kamu maafkan dan kamu santuni serta ampuni (mereka), maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.”

Kemudaian ia menjelaskan makna kata “afwun” yang berarti menghapus segala jejak kesalahan. Ia juga menekankan pentingnya memberikan kesempatan kedua dan ketiga, serta menutup aib saudara kita.

“Jika tiga syarat ini kita lakukan, insyaallah innallaha ghafuurun rahiim, Allah pasti memaafkan dan menyayangi kita,” pesannya.

Fiqih mengajak para peserta halalbihalal untuk saling memaafkan, menghapus jejak kesalahan, dan menutup aib saudara, agar mendapatkan ampunan dan rahmat Allah SWT.

Di akhir sambutannya, Fiqih  berpesan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, sesuai dengan pesan Prof. Haedar Nashir. “Mulai sekarang, lingkungan pendidikan kita harus mengedepankan kualitas. Mari kita tingkatkan semampu kita. Push your limit,” tutupnya. (*)

Penulis Novita Zahiroh. Editor Ichwan Arif