Asal-usul Nama Bonggolan Khas Sidayu

Kuliner Bonggolan
Kuliner Bonggolan
Bonggolan Wong Dayu aneka rasa. (Selawe.com/Sayyidah Nuriyah)

Selawe.com – Istilah bonggolan akrab di telinga warga Gresik wilayah pesisir utara. Tepatnya di Kecamatan Sidayu, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Istilah ini menunjukkan jajanan khas yang gurih dan kenyal.

Bonggol yang ini beda dengan bonggol ala Kamus Bahasa Jawa Indonesia. Di https://kbji.kemdikbud.go.id/, “bonggol” berarti bagian pangkal batang pohon.

Menurut Muhammad Khoiruddin, S.Pd., salah satu pelaku UMKM yang telah menggeluti usaha bonggolan selama satu dekade, bonggol merujuk pada bagian ujung adonan bakal kerupuk.

Berada di pesisir pantai membuat produk ikan berlimpah di sana. Kreativitas warga membuat ikan tak sekadar dimakan mentah melainkan diolah lebih lanjut sebagai jajanan.

“Sejak dulu orang Sidayu banyak yang usaha bikin kerupuk ikan. Adonan bakal kerupuk ini panjang-panjang. Bagian pucuk atau ujung biasanya disisakan,” kenang Udin, sapaan akrabnya.

Kata pengajar di SD Muhammadiyah Sidayu ini, bagian ujungnya sengaja tidak diolah lebih lanjut menjadi kerupuk karena bentuknya kurang marketable. Bagian ujung inilah yang sebutannya bonggol, lalu berkembang populer sebagai Bonggolan.

Tak hanya produk luaran kerupuk ikan, ternyata bonggolnya juga ramai peminat. Banyak warga Sidayu yang mau membeli bonggolnya untuk langsung dimakan.

bonggolan
Bonggolan Wong Dayu aneka rasa. (Selawe.com/Sayyidah Nuriyah)

Bonggolan Wong Dayu

Kalau Udin memang menjual bonggolan utuh. “Gak yang cuma sisa pucuknya saja. Saya membuat bonggolan yang memang komposisinya beda dengan cikal bakal kerupuk,” ujarnya.

Perbedaan bonggolan untuk jajan yang ia buat terletak pada proporsi tepung kanji (tapioka) dan ikannya. Di mana lebih banyak tepungnya. “Agar tidak begitu amis,” terang pengusaha produk Bonggolan Wong Dayu ini.

Udin menjual bonggolan di rumahnya, Desa Mriyunan Tengah RT 2 RW 2 Sidayu. Produk yang ia jual tak seperti kebanyakan. Ada varian rasa original dan pedas seharga Rp. 7 ribu. Selain itu juga ada rasa sosis seharga Rp 8 ribu. Juga ada rasa keju Mozarella Rp 10 ribu.

Kalau mau murah sekaligus menguji kejujuran diri, pembeli bisa beli di Rombong Kejujuran depan Pasar Sidayu. Udin mengadakan rombong tanpa penjaga di sana. Harganya cuma Rp 5 ribu untuk semua varian. (*)

Penulis Sayyidah Nuriyah. Editor Ichwan Arif.

Share this:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *