Liputan

Abdurrohim Sa’id Ajak Jamaah Idulfitri Petik Pelajaran Berharga dari Ibadah Ramadhan 

43
×

Abdurrohim Sa’id Ajak Jamaah Idulfitri Petik Pelajaran Berharga dari Ibadah Ramadhan 

Sebarkan artikel ini
Ustaz H. Abdurrohim Sa’id, M.A., dari Majelis Tabligh PP Muhammadiyah menyampaikan khotbah Idulfitri.

Selawe.com – Suasana khidmat mewarnai Lapangan GKB Convex, Gresik, Senin (31/3/2025), saat ribuan jemaah memadati lokasi untuk melaksanakan Salat Idulfitri. Pemandangan ini menandai berakhirnya bulan suci Ramadan.

Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) GKB Gresik menghadirkan Ustaz H. Abdurrohim Sa’id, M.A., dari Majelis Tabligh PP Muhammadiyah sebagai khatib. Dalam khotbahnya, Ustaz Abdurrahim menyoroti esensi ibadah puasa yang berujung pada perayaan Idulfitri.

“Hari raya diisi dengan salat, dan salat diakhiri dengan salam yang kita ucapkan ke segala arah,” ujar Ustaz Abdurrohim. Menurutnya, salam tersebut adalah simbol harapan akan keselamatan, rahmat, dan keberkahan bagi sesama. “Kita memberikan salam agar kita selamat dan menyelamatkan, agar rahmat Allah dilimpahkan, dan keberkahan senantiasa menyertai hidup kita.”

Lebih lanjut, Ustaz Abdurrohim menjelaskan bahwa Ramadan, dengan rangkaian ibadahnya, adalah sebuah riyadah (latihan) dan sarana menempa jasmani serta rohani. Momen ini seharusnya menyadarkan umat Muslim akan hikmah, nilai, dan makna yang terkandung di dalamnya, serta ketaatan terhadap ketentuan Allah dan Rasul-Nya.

“Ramadan juga merupakan syahrut tarbiyah, bulan pendidikan diri untuk membiasakan kebaikan dan menjauhi hal-hal negatif,” tegasnya.

Ribuan jemaah memadati Lapangan GKB Convex untuk melaksanakan Salat Idulfitri. (Ikhwan Hadi)

Dalam khotbah yang lugas, Ustaz Abdurrohim merinci sejumlah pelajaran berharga yang dapat dipetik dari ibadah Ramadan.

Pertama, keikhlasan. Puasa yang diterima adalah yang dilandasi keimanan dan semata-mata mencari rida Allah.

Kedua, merasa Diawasi (Muraqabah). Ramadan melatih kesadaran bahwa Allah selalu mengawasi setiap tindakan, mendorong semangat berbuat baik tanpa mengharap pujian dan mengendalikan diri dari perbuatan maksiat.

Ketiga, bersungguh-sungguh (Mujahadah). Umat Muslim diajarkan untuk bersungguh-sungguh dalam melakukan kebaikan selama Ramadan, dengan energi berlipat ganda yang memungkinkan tetap produktif meski berpuasa.

Keempat, disiplin dan tepat waktu. Ketaatan dalam menahan diri dari fajar hingga terbenam mengajarkan disiplin waktu yang ketat.

Kelima, tertib dan teratur. Ramadan membentuk kehidupan umat Islam menjadi lebih tertib, mulai dari waktu makan hingga pelaksanaan ibadah.

Keenam, peka dan peduli. Anjuran berbagi dan mengeluarkan zakat fitrah menumbuhkan rasa kepedulian terhadap sesama.

Ketujuh, bersyukur. Ramadan menyadarkan akan nikmat-nikmat sederhana yang seringkali terabaikan, seperti nikmat air putih dan makanan.

Kedelapan, bersabar. Menahan lapar, haus, dan hawa nafsu melatih kesabaran dalam menjalankan ibadah.

Kesembilan, penyucian jiwa (Tazkiyatun Nafsi). Puasa berfungsi membersihkan jiwa dari dosa dan penyakit rohani, mengembalikan fitrah manusia menjadi suci seperti bayi yang baru lahir. Proses ini idealnya dilanjutkan pasca-Ramadan dengan memperbanyak istigfar dan kebaikan.

Mengakhiri khotbahnya, Ustaz Abdurrohim Sa’id menyampaikan bahwa nilai-nilai riyadah dan tarbiyah dalam Ramadan tidak hanya membentuk kesalehan ritual, tetapi juga kesalehan sosial yang manfaatnya dapat dirasakan oleh banyak orang. (*)

Penulis Sayyidah Nuriyah